Kamis, 14 Juli 2011

SISTEM SAPA'AN DALAM BAHASA BIMA DENGAN MENGGUNAKAN KATA MADA,ITA DAN NAHU



Kata Mada,Ita dan Nahu berasal dari daerah Bima.biasa kata tersebut sebagai tegur sapa’an mereka dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ketiga kata ini memiliki ke unggulan tersendiri didalam beragam bahasa. sehingga sangatlah bagus untuk dibicarakan dalam keseharian oleh dana Mbojo. disisih lain penulis akan mencoba mengambangkan ketiga konsonan kata tersebut.

1.      Devinisi kata Mada dan Ita
Mada dan Ita merupakan salah kata yang sering dibicarakan oleh anak dibawah umur terhadap orang yang lebih tua oleh dana Mbojo. Kata Nahu dan Ita memberikan suatu spesifikasih yang sangat bagus dalam beragam bahasa.sebab konotasi katanya sangatlah bagus dan sopan. justeru kedua kata ini memberikan motivasi dan mengarahkan mereka dalam keterampilan berbicara. Dalam keterampilan berbicara, seorang anak harus memiliki kemampuan yang relavan dan peranan mereka dalam kehidupan dimasa mendatang. Ini menjadikan salah satu intelektual seorang anak bagaimana mengucapkan beberapa kata secara efektif untuk memberikan pengetahuan dan arahan terhadap orang lain.

Di bawah tabel ini ada beberapa contoh kalimat dengan menggunakan kata Mada dan Ita :
Ø  Contoh kalimat kata Mada :  
Dialog : 1. Anak : Uba mada neé lao tana’a aka uma lenga ta?         
                 Ayah  : Tana’o kataho ro.aina mpa’a lone.           
                 Anak : Uba, santabe ta mada malao wa’u.           
                 Ayah : io ra ana,lampa kanari-nari dei ncai.          
                 Anak : io ta uba.
Ø  Contoh kalimat kata Ita :       
Dialog : 1. Anak : Uba, ita ta tiwara lao kaita naisi ?
                                  Ayah : wati !, baure na?
                                 Anak : wara sura ita ta ,kadeé pengumuman lulus mada ta  naisi.
                                 Ayah : iora, nahu malao naisi.

 Tabel.1 Gambar contoh seorang anak berdialog dengan orang tuanya
 Dialog pada gambar 1 diatas,antara seorang anak dengan ayah nya. Keterampilan seorang anak dalam berbicara tersebut,salah satu contoh bagaimana berbicara yang baik sebagai anjuran penggunaan kata atau istilah  dalam berbahasa. Ini menjadikan momentun untuk instruksionalitas seorang anak dalam keterampilan berbicara. Anak tidak hanya memiliki potensi mengembangkan diri dalam berbicara,tapi memiliki kemampuan yang relatif seperti intelektual question,spritual question,dan emosional question sebagai doranganNya.          

1.      Istilah  Mada dan Ita
v   Mada 
   Mada dalam istilah bahasa Indonesia memiliki banyak arti seperti kata “ Saya dan Aku”.dimana kedua kata tersebut merupakan kata ganti orang pertama. Dalam suatu bahasa,berbicara kata mada sangatlah relatif. Sebab diberbagai daerah memiliki arti tersendiri. Contohnya didaerah Lombok Mada dalam arti “Tiang”,sedangkan dalam bahasa Jawa Mada “Niku wonte”. Penggunaan kata sangatlah bijak. Selanjutnya bila kita amat secara teliti dalam menyajikan sebuah kata mada dibutuhkan pemahaman secara (sistematika).

     Kemudian kata saya berasal dari kata “sahaya” yang berati merendahkan diri. dimana kata “Saya”bisa juga “Aku”. “Saya dan Aku” ialah dua kata yang mempunyai arti yang sama. Kata "Aku" biasa digunakan dalam hubungan yang sangat dekat seperti pacar atau keluarga, dan lain-lain. Namun demikian kata ini juga lazim digunakan pada daerah-daerah tertentu walau hubungan si pembicara dan lawan bicara tidak terlalu dekat. Sedangkan "saya" lebih formal dan sopan dibandingkan dengan "aku". biasanya "aku" lebih banyak digunakan dalam bahasa pergaulan (komunikasi dengan lawan bicara sebaya).

v  Ita 
Di lihat dari kata Mada (saya) diatas. Konsonan Ita hampir memiliki persamaan dalam kosa kata tersebut. Ita jika diartikan dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti seperti “Anda dan Kamu”. Dimana Ke-dua konsonan kata ini merupakan kata ganti orang ke-dua. Sebaliknya konsonan kata ita bisa juga diartikan “Kau,Engkau,” yang berarti kata ganti ke dua jamak. Kata Anda dan Kamu memiliki arti yang sama. Kata” Anda” bersifat formal dan sedangkan kata “Kamu” bersifat informal. Biasanya kata Anda dipergunakan ketika kita berbicara dengan orang yang baru kita kenal,maupun orang yang lebih tua dari kita dan lain-lain. Sebaliknya dengan kata “Kamu”,bisa dipakai untuk berdiskusi dengan teman atau orang yang lebih muda dari pada Anda.

        Di atas telah digambarkan sekilas membahasan tentang perbedaan antara “Mada (Saya) dan Ita (Anda). disini  seorang anak,ketika berbicara dan berintraksi dengan orang yang lebih diatas umur mereka hendaknya memilik potensi dan kemampuan dalam pengembangan berbahasa.terutama bagaimana mereka memilih beberapa konsonan kata yang tepat ketika berbicara.karena itu sangatlah mendukung seorang anak dalam mengembangkan potensi bagaimana mengapresiasikan diri dalam berbicara dengan lawan bicara,lalu bagaimana mereka menghargai orang yang lebih tua. Dan sebaliknya dengan orang yang dewasa. Seorang dewasa harus mampun mengendalikan pembicaraannya. Misalnya seperti mereka dalam keadaan emosional,sifat dan hal semacam ini harus dihindarkan. Sebab gaya pembicaraan tersebut,bisa terpengaruh terhadap anak lawan bicara itu sendiri. Jadi mental seorang anak akan turun.


B. Bagaimana mengarahkan kata Nahu dengan tepat    
       Kata Nahu sering diungkapkan orang dewasa dari Mbojo terhadap seorang anak dibawah umur. Maupun sebayang. Nahu bersifat formal,informal dan non formal. Sebab dilihat dari struktur dan istilah bahasanya memiliki banyak arti yaitu “Saya,Aku,Diriku dan Gue”.dimana diantara gaya bahasa yang tepat digunakan dalam bahasa Indonesia yang benar dan baik hendak menggunakan kata “saya”. Karena bersifat formal. Bukan berati “Aku” tidak gunakan dalam berkomunikasih. Apalagi gaya bahasa dan struktur kata seperti “Diriku dan Gue”.ini sangat tidak lazim sekali dibicarakan. Karena konotasi
katanya sangat tidak sopan.      

Konon,dierat zama sekarang penggunaan konsonan kata “Gue dan Diriku” sering dikomunikasihkan dalam kehidupan bermasyarakat. Padahal dilihat dari struktur bahasa-nya sangatlah tidak lazim sekali dipergunakan. Baik anak-anak maupun orang dewasa. Dan ini menibulkan suatu pertanyaan.
Pantaskah bahasa seperti ini kita gunakan sebagai bahan pembicara dalam kehidupan sehari-hari?. Nah, ini kembali kepada kita semua.       

Demikian kata Nahu, kata Nahu sering dipergunakan anak muda dari bima saat berbicara dengan orang diatas umurnya . Padahal bahasa dipergunakan tidak sopan. Dalam istilah Bima (mbojo) bahasa” wati tahona de kade’e”. Selain dari kata tersebut        ada juga melontarkan kata “Nggomi”, ini bahasa yang paling tidak sopan dipergunakan seorang anak terhadap pembicara yang lebih dewasa. Istilah bahasa “Nggomi” dalam bahasa Bima artinya “bahasa da bae labo kura ngajar”.

Di bawah ini akan dibahas beberapa penggunaan kata Mbojo yang sopan dan benar. Contoh : Kata yang tepat yang dibicarakan seorang anak yang diatas umur.  Seperti Mada (saya),Ita (anda),dan Aba (abang). Sedangkan bagi  orang yang lebih tua : Nahu (saya),Nggomi (kamu),Ari(adek).                                                

Penggunaan kata Nahu oleh orang yang dewasa.biasannya dipergunakan anak yang dibawah umur. Justeru seorang anak ketikan mengucapkan konsonan semacam itu. Wajib meluruskannya. Sebab struktur dan pola keterampilan dalam berbicaranya sangat tidak asing diperdengarkan. Hal ini,orang tua hendaknya mendidik anak untuk berlatih keterampilan berbicara sejak usia dini.karena sangat mendorong mereka untuk berinisiatif saat berkomunikasih dimana pun mereka berada. Apalagi saat sekarang banyak menggunkan sistem belajar yang sangat relatif. Seperti ikut bimbel,maupun disekolah. Tapi,yang lebih mendorong mereka dalam megembangkan idealis dan kemampuan berbiara itu dalam lingkungan kelaurga itu sendiri.

PENULIS : UDIN SAPE BIMA
Jum’at Tanggal 03-06-2011
Jalan Majapahit No. 62 Kekalek Jaya Pelor Mas 2 No.29

Rabu, 13 Juli 2011

Makna Ungkapan Di Balik Ucapan "Ncewi mbeim adem" Dalam Bahasa Bima




Dalam keterampilan berbicara.kita sering kali berkomunikasih dalam kehidupan sehari-hari biasanya oleh penggunaan bahasa tidak terlepas dari situasi bahasa. maksudnya disini menjelaskan bahwa perkataan yang kita ucapkan harus dapat menyapaikan sebuah gagasan yang kita ungkapkan,menurut Usman D.Ganggang yang dukutip didalam buku yang berjudul Pendidikan Bahasa Indonesia Tarigan pada tahun (1992 : 551). Dalam pengetahuan kebahasaan kita sering mendengar istilah mendengar dan menyimak. Maksudnya disini oleh Tarigan mendengar adalah merupakan proses kegitan menerima bunyi-bunyi yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebutulan saja. Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman,aperasiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasih, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasih yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran bahasa lisan. ( HG. Tarigan :28)    

Kemudian Tarigan menjelsakan bahwa didalam memahami penggunaan bahasa tidak terlepas dari pemakaian kata seperti : Idiom, Pribahasa, atau Majas. Kata lain dari idiom biasa disebut ungkapan. Menurut Harirmurti Kridalaksana (1980) yang dikutip Tarigan, menjelaskan bahwa :
1.      Idiom adalah konstruksi unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya kebersamaan lain.
2.      Idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota badanya.

Berbicara kata ungkapan (idiom) dalam bahasa Indonesia juga yang berarti sebuah perasaan yang dituangkan entah lewat lisan secara langsung ataupun melalui tulisan yang memiliki makna yang berbeda.Entah itu marah,sedih,bahagia,benci,semuanya terikat dalam sebuah kata yang disebut UNGKAPAN. Sementara makna HATI (kalbu) memiliki arti yang luas karena hati sangat berkaitan erat dengan cinta.hati akan bahagia jika dipenuhi cinta kasih.tapi,banyak cinta tanpa hati seolah tiada guna karena “CINTA ITU TERTANAM DIHATI”

Dalam berbicara Ungkapan ( idiom ) diatas terdapat juga didalam bahasa Bima, dimana ungkapan yang sejalan dengan hal tersebut,biasannya orang Bima mengungkapkan dengan kata ucapan Ncewi mbeim adem berarti “ Terima kasih”. Namun ungkapan itu menujukan suatu kepedulian dan kebersamaan. Ungkapan “Ncewi mbeim adem” biasanya orang Bima, membicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contoh halnya seorang Ibu memberikan uang kepada anak kecil,dengan rasa senang hati anak itu mengucapkan kata “Ncewi mbeim adem”.

Bagaimana dengan ungkapan “Ncewi mbeim adem” itu sendiri dalam kehidupan masyarakat dana Mbojo ?Nah ,,penulis kurang tahu tentang hal tersebut. Tapi kalau kita mendengar,menyimak serta mencermati dengan baik,ungkapan hal semacam ini di Bima sangat akrab sekali dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari “Ntuwu de nuntu kai “. Mengapa tidak ? disetia kali kita memberi,mengingatkan,menghargai,berbicara sopan terhadap orang lain,ungkapan tersebut selalu mewarnai kehidupan kita. Tiada hari tanpa mengucapkannya.

Konon,ungkapan “ Ncewi mbeim adem “,ternyata di berbagai daerah lain memiliki masing-masing bahasa tersendiri yang sopan dan halus. Seperti di daerah Lombok “Ncewi mbeim adem“ diartikan sebagai “ Matur tampiasih”,dan sedangkan Bahasa Jawa (JB) yang berarti “Matur suwun..”. Maupun didaerah lainya.

Dibawah ini penulis sekilas membahas tentang ungkapan “Ncewi mbeim adem”,sebagai penambahan pengetahuan dan wawasan untuk kita semua. Sehingga mampu mewujudkan sesuatu kekuatan bathin dalam mengembangkan dan meningkatkan polaritas kita,kehidupan yang akan mendatang. Baik untuk generasi muda selanjutnya,dan bagaimana mereka mengapresiasikan dirinya ketika mendapat suatu yang sangat bermanfaat terhadap orang  lain.

A.    Mendefinisikan ucapan terima kasih “ Ncewi mbeim adem ”      

Ucapan terima kasih “Ncewi mbeim adem” dalam bahasa Bima,merupakah  salah satu pola struktur  bahasa yang sangat santun sehingga melahirkan rasa syukur atau membalas budi setelah menerima kebaikan. Dimana apresiasi bahasa “Ncewi Mbeim Adem”  sebagai tanda rasa syukur kita kepada yang maha kuasa yang menciptakan seluruh alam semesta yang telah memberikan rahmat,karunia dan kenikamatan kepada kita. Oleh karena itu berbicara “Ncewi mbeim adem” mencerminkan rasa kepudulian kita terhadap sesama dan dapat mewujudkan suatu pandangan hidup yang mampu memberikan konstrubusi dalam berkomunikasih atau guna menggambarkan kita menjadi seseorang yang bisa bertanggung jawab terhadap orang lain.  Ucapan terima kasih “Ncewi mbei adem” dapat melahirkan suatu hubungan sosial. sehingga melahrikan kekuatan yang sangat bathin. Baik didalam keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar.

B.     Makna ungkapan  dibalik ucapan terima kasih “Ncewi mbeim adem”    
Dari hasil penelitian yang sangat sederhana,dimana makna dan arti dibalik ungkapan terima kasih “Necwi mbeim adem” memiliki beberapa makna yang terkandung didalamnya. Adapun makna yang terkandung didalamnya itu :
1.      Ungkapan “Ncewi mbeim adem” bermakna : saling mengingatkan. Ketika kita ditugaskan oleh atasan untuk bekerja diluar daerah.tidak terlepas orang yang selalu ada disamping kita selalu mengingatkan untuk berhati-hati dan sukses selalu. Dan kita selalu menanggapinya dengan menggunakan ungkapan “Ncewi mbeim adem” atas doannya”. Atau ketika kita sedang membawa motor. dan orang dekat kita selalu menyampaikan jangan terlalu terburu-buru membawa motor,pelan-pelan saja, nanti bisa tabrakan dijalan. Dan kitapun tidak terlepas mengucapkan Ncewi mbeim adem.
Dalam nggahi Mbojo : “ Ncewi mebeim adem,mada ma rai kanari-nari pa,ngungku rongga aka ra lao kai”. Yang berarti “Saya jalan pelan-pelan saja,supaya sampai tempat tujuan.
2.      Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : Bersabar. Dalam menjalanin sebuah kehidupan berumah tangga,kita selalu mendapatkan musibah. Atau ketika dalam menjalankan sebuah perusahaan mengalami bangkrut yang sangat besar. Namun,orang dekat kita tidak terlepas dengan ungkapan  bersabarlah,setiap manusia ciptaan Allah pasti ada cobaannya. Dan insaAllah dibalik ini pasti ada hikmahnya. Dengan rasa syukur kita selalu menyampaikan “Ncewi mbeim adem”.
Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,kana’e pa kelemboade mori dei dunia,wara to’’i pa ru’u ma taho ”. Yang berarti “ berbanyaklah bersabar hidup didunia, semoga ada hikmahnya.
3.      Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : hadiah atau pemberian. Seorang anak mengikuti pelombaan Mengarang nasional mendapatkan juara 1. Panitian memberikan sebuah penghargaan. Dengan rasa senang hati dia tidak lupa mengucapkan “Ncewi mbeim adem”.
Nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,tanao ka poda ade wali “. “Belajar yang lebih giat lagi”.
4.      Ungkapan “Ncewi Mbeim Adem”,bermakna : mohon maaf. Dalam suatu pekerjaan perusahaan diperintahkan oleh atasan kita membuat sebuah laporan,namun terjadi kesalaha pahaman pada bagian lampiran suratnya,dan sering kali mengucapkan permohonan maaf sedalam - dalamnya.kata orang bijak. Selain itu tidak terlepas pula mengucapkan “Ncewi mbeim adem”.
Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem,labo mboto – mboto kangampu ta , mada wara satoí ncara tunti dei sura. Yang berarti “ Banyak maaf, saya ada sedikit kesalahan menulis didalam surat”.
5.      Ungkapan “Ncewi mbeim adem”,bermakna : malu dan takut. Misalnya dalam kehidupa sehari-sahari. Tetangga sebelah rumah sering memberikan kita sambako. Dan kita merasa malu dan takut. Namun, orang itupun memberinya penuh dengan keikhlasan hatinya dan berkata jangan sungkan-sungkan terimalah,kita harus saling membantu dan menolong sesama. Dan kita tida lupa mengucapkan “Ncewi mbeim adem” atas pembriannya semoga amal ibadah diterima disisih Allah SWT.. Dalam nggahi Mbojo : “Ncewi mbeim adem, bongi la mbei ta dei mada.” Yang berarti “ terima kasih banyak atas beras/sambako yang dikasih kepada saya”.
Diatas telah digambarkan beberapa makna dari ungkapan terima kasih “Ncewi mbeim adem” yang memberikan suatu gambar bagaimana kita menghargai orang telah baik terhadap kita.
Berbicara makna ucapan terima kasih”Ncewi mbeim adem” dalam bahasa Bima sangatlah bagus untuk perkembangan bahasa.baik dalam Bahasa Melayu (BM),Bahasa Daerah (BD), dan Bahasa Indonesia (BI). jadi, untuk orang Bima mulai mengangkat berbagai kata untuk mewujudkan dan mengembangkan bahwa kita mampun menjadikan salah instruksionalitas dalam berbahasa. Dan ini tugas kita bersama untuk mengembangkannya. Dengan demikian, uraian singkat diatas penulis bertujuan untuk memberikan pemahan dan arahan bagaimana kita berbicara bahasa Bima dengan baik dan benar.

Ayooooooo sahabat,,,maju trusssssss dan kejarrrr lah cita-cita muuuuuuuuuuuuu......
                                                           Semangat ,,,,!!!!          
                                                               Semangat ,,,,!!!!      
                                                                 Semangat ,,,,!!!!    
                                                     Yeeeeesssssssss..........................
PENULIS  : Udin Sape Bima , 12 juli 2011, Bertempat Jln. Majapahit 62 Mataram, Kekalek Jaya     Pelor Mas 2 No.29